KISAH SI KIKIR DAN SEORANG PENGEMIS

Kisah Si Kikir dan Seorang Pengemis

Sudah lama seorang pengemis berdiri di depan sebuah rumah gedung yang mirip istana. Karena merasa tergnaggu, kemudian si pemilik rumah menyuruh seorang pelayannya untuk mengusir si pengemis yang ada di depan rumahnya. Tetapi si pengemis tidak bergeming dan tidak mau pergi dari tempatnya berdiri sambil berkata " saya datang tidak untuk disuruh pergi begitu saja, saya datang untuk bertamu dengan pemilik rumah ini, saya adalah tamu dan harus di hormati" ujar si pengemis itu.

Kemudian si pelayan yang disuruh tadi kembali kepada tuannya dan melaporkan apa yang di ucapkan si pengemis tersebut. Tak lama kemudian sang pemilik rumah itupun keluar dan menemui si pengemis yang masih berdiri di depan rumahnya sambil berkata " Ada perlu apa kamu ingin ketemu saya " kata si pemilik rumah, dan di jawab oleh si pengemis tadi " saya mau meminta hak saya sendiri sebagai orang tidak punya" kata si pengemis, pemilik rumah menjawab dengan nada kesel dan jengkel " hak apa"?kata si pemilik rumah. "Sedekah" kata si pengemis tadi. " Tidak ada uang kecil" kata pemilik rumah. "Yang besar juga boleh tuan" jawab si pengemis. Lanjut si pemilik rumah menjawab masih dengan nada kesel " Yang kecil saja tidak ada, apalagi yang kecil" kata pemilik rumah.

Dalam urusan harta si pemilik rumah ternyata kikir dan terus berbicara menolak ucapan si pengemis tadi. Dengan dongkol dan kesal si pengemis tersebut akhirnya berkata " Kalau uang tidak ada, perkenankan saya meminta makanan saja, tuan," ujar si pengemis."Tidak ada" jawab si pemilik rumah yang kikir bin bakhil tadi. "Biar saja sisa-sisa roti juga tuan atau nasi sisa juga tidak apa-apa,"ujar si pengemis. " tidak punya" kata si pemilik rumah, " kalau pakaian bekas,tuan" kata si pengemis, " tidak ada" jawab pemilik rumah. Kalau memang tidak ada ijinkan saya meminta segelas air untuk minum,tuan" ujar si pengemis. Dasar si pemilik rumah yang kikir dab bakhil, tetap saja kokoh pada pendiriannya dengan menjawab "tidak ada", lanjut si pengemis menjawab dan berkata "Jadi apa artinya tuan tinggal dirumah sebesar dan seindah ini kalau tuan tidak punya apa-apa,lebih baik tuan ikut saya saja", ujar si pengemis. Kemudian si pemilik rumah menjawab "Ikut kemana?", Tak tanggung-tnaggung jawaban si pengemis tadi  "Ikut jadi pengemis seperti saya,tuan".

Duhai saudaraku, dalam kisah di atas, tidaklah patut kita contoh sifat dan perilaku si pemilik rumah yang kikir dan bakhil tersebut. Akan tetapi, kita yang mampu haruslah dapat memberikan sedikit atau bahkan banyak kepada orang yang memang membutuhkan bantuan dan pertolongan kita, karena dibalik harta yang kita miliki, sesungguhnya itu adalah titipan dari yang Maha Kuasa, Maha Pemberi dan Maha Segalanya di banding harta yang kita miliki saat ini. Janganlah jadi sombong dan takabur dengan apa yang kita miliki, tetapi perbanyaklah sedekah dan bersyukur.

Wallahu a'lam Bishawab.